Ketajaman Feminisme dalam Pembentukan Jati Diri Remaja Putri melalui Kegiatan Ketarunaan di SMK Negeri 13 Malang Berbasis Taruna
DOI:
https://doi.org/10.53624/kontribusi.v1i1.7Keywords:
Feminisme Liberal, Berbasis taruna, Peserta didik putriAbstract
Feminisme memandang wantina menjadi lebih kuat bermartabat dan sejajar dengan kaum pria. Khususnya feminisme liberal akan membuka pintu bagi para wanita untuk mendapatkan hak yang sama dengan kaum pria. Begitu juga dengan peserta didik putri di SMK Negeri 13 Malang berbasis taruna yang di sebut dengan taruni. Besekolah di sekolah berbasis taruna mengharuskannya untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran yang menerapkan disiplin taruna. Baik kegiatan akademik dan non akademik akan menerapkan peraturan dengan semi militer. Khususnya kegiatan ketarunaan yang memerlukan fisik ekstra, para taruni tetap melaksanakan kewajibannya dengan berbagai kendala yang ia hadapi. Tugasnya sebagai remaja menjadi tantangan tambahan dalam menjalani hari-harinya sebagai taruni. Ia akan berjuang saat di tempa dengan didikan semi militer hingga terbentuk suatu kepribadian utuh hingga ia menemukan jati diri yang handal dan mantap sehingga ia bisa berdiri dengan anggun dan sejajar dengan para taruna atau pria.
Downloads
References
Creswell, J. W. (1998). Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
Hurlock, Elizabeth. (1998). Psikologi Perkembangan, Terj. Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta: Diponegoro.
Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana, 46-55.
Sarwono, S. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Yeni Wijayanti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. Hak cipta atas artikel apa pun dipegang oleh penulisnya.
2. Penulis memberikan jurnal, hak publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk membagikan karya dengan pengakuan atas kepenulisan dan publikasi awal karya tersebut dalam jurnal ini.
3. Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan dari publikasi awalnya di jurnal ini.
4. Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
5. Artikel dan materi terkait yang diterbitkan didistribusikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0